IbnuSambodo, Pemilik Tim dan juga Kepala Mekanik Manual Tech KYT Kawasaki Racing di Asia Road Racing Championship (ARRC) kelas AP250 pun berikan pendapat. "Kalau misalnya regulasinya mengizinkan,
Ibnu Sambodo) 1000 rpm = 15 derajat 6000 rpm = 39 derajat 13500 rpm = 32 derajat Limiter di 14000 rpm Karbu Mikuni TM24 Shogun 125 (M Fadli) 9000 rpm = 44,5 derajat (tinggi ya?) 13000 rpm = 39 derajat KArbu Keihin PE 28 Smash 2006 (Ibnu Sambodo) 1000rpm = 15 derajat 6000rpm = 39 derajat 13500 rpm = 32 derajat Karbu Keihin PE 24 Shogun 125 (A
Disukaioleh ibnu fadil. PT. Reeracoen Indonesia New Job Vacancy Information Hiring for: Female Engineer (Technical Support) Industry : Manufacture Machinery Placement. Disukai oleh ibnu fadil. [Closed Position] Hi Linkedin People! Urgently Needed Recruitment Staff Placement : Jakarta Qualifications : - Male/Female Max 30 years old - Min.
GOgNu. 19 Februari, 202018 Februari, 2020 Manual Tech sudah resmi diumumkan bahwa mereka akan kembali berjibaku dalam balap Asia Production 250 Ap250 pada gelaran Asia Road Racing Championship 2020 ARRC 2020. Sponsor utamanya ialah Oli Motul. Ini dia beritanya Oli Motul Jadi Sponsor Utama Tim Manual Tech ARRC 2020, Apa Motor Dan Warna Livery ? Menjadi menarik untuk diinvestigasi dan diselami, kenapa kemudian manajemen Manual Tech yang dikomandoi Ibnu Sambodo sebagai pemiliki tim memilih pembalap Aiki Iyoshi sebagai teammate atau pendampingnya AM Fadly. Apa yang menjadi alasan hingga mempertahankan skuad 2019 ini ? Padahal principal Kawasaki Heavy Industries KHI Jepang tidak full support lagi. Aktifitas racing dihentikan di tahun 2020 ini. Nama Kawasaki tidak tercantum dalam titel tim nantinya ARRC 2020. BACA JUGA Tim Manual Tech Terbaik Dalam 10 Tahun ARRC, 6 Kali Juara Umum Pada 3 Kelas Berbeda “Jadi ini sebagai apresiasi kita kepada pihak KHI Jepang yang membantu kita selama ini hingga tahun lalu kita juara umum AP250 ARRC 2019. Tahun 2020 ini memang tidak full support tapi kita diijinkan menggunakan propertinya, termasuk motor, “ujar Ibnu Sambodo, owner team merangkap Chief-Mechanic yang akrab disapa Pak De. “KHI juga yang menjembatani kita kepada sponsor utama, Motul. Ini Motul Asean dan mereka ikut berperan ya. Maka dari itu, kita memberikan penghargaan dengan tetap merekrut racer Jepang, Aiki Iyoshi. Dari sisi budget juga lebih efisien dibanding kontrak pembalap nasional, “tukas Pak De. BB1 Klasemen Akhir AP250 ARRC 2019
ABOUT The Linux App Summit LAS brings the global Linux community together to learn, collaborate, and help grow the Linux application ecosystem. Through talks, panels, and Q&A sessions, we encourage attendees to share ideas, make connections, and join our goal of building a common app ecosystem. JOIN US This year’s Linux App Summit will be a hybrid event. The conference will be held in person somewhere in the world and attendees will also be able to join us remotely. More details will be added about our 2024 venue later. There is no cost to attend LAS, but registration is required. To watch and participate remotely in the event you’ll need to log in to our conference platform using a password-protected link. You’ll receive this link after registering.
Jakarta - Sang Begawan underbone 4-tak, Ibnu Sambodo kini mulai bermain di arena supersport. Bersama tim Kawasaki, Ibnu akan turun di kejurnas dan Asian Grand Prix Supersport. Dan, mekanik kawakan itu langsung dapat pelajaran penting dari para mekanik Jepang yang jadi pertamanya, “Kalau melihat cara kerja mereka, jangan harap mekanik Indonesia yang sekarang ini bisa menyamai!” seru Ibnu. Lalu pria yang karib disapa Pak De itu, memaparkan betapa etos kerja para mekanik Jepang amat beda dengan mekanik Nusantara. “Mereka kerja start jam 8 pagi, baru berhenti jam 1 siang. Selama itu, benar-benar kerja, berdiri, mondar-mandir. Tidak ada istilah merokok atau ngopi sejenak,” bilang Ibnu bener dengan mekanik kita yang sering kali memegang rokok selama bekerja. Lalu, suka berhenti sejenak buat ngopi atau ngoceh ngalor-ngidul. Istirahat pun, mekanik Jepang hanya butuh waktu 30 menit. Lalu, mereka bekerja lagi hingga jam 8 malam. Semua itu dilihat Ibnu selama latihan di Sepang beberapa waktu pelajaran penting tuh!
Perawakannya kecil, penampilannya juga biasa saja. Tapi jangan anggap enteng kemampuan lelaki bernama Ibnu Sambodo tersebut. Dari tangannya telah lahir mesin-mesin hebat dengan setumpuk prestasi di dunia balap motor. Tak cuma di tingkat nasional, Ibnu juga kerap mengharumkan nama Indonesia di pentas balapan Asia. Salah satunya, motor Kawasaki Blitz hasil oprekannya berhasil memenangi race pertama kelas 110cc di Seri 1 FIM Asian GP yang digelar di sirkuit Sepang, Malaysia, April 2009. Catatan prestasi Ibnu akan lebih panjang lagi bila ditarik ke belakang. Bersama tim waktu itu Suzuki Manual Tech yang ia komandani, beberapa kali pembalap-pembalapnya naik podium. Juni 2008, motor oprekannya mengukir dua rekor fastest lap sekaligus di sirkuit Sentul. Satu di kategori superpool dengan catatan 1 menit 57,2 detik, dan satu lagi di kategori qualification time trial QTT dengan catatan 1 menit 57,76 detik. Setelah bermitra dengan Suzuki sejak tahun 2000, mulai 2009 Manual Tech digandeng Kawasaki. Praktis ini menjadi debut pertama Ibnu menangani mesin dari pabrikan berbeda. Dan ia langsung membuktikan kepiawaiannya dalam meracik mesin motor. Selain satu gelar di Sepang, sekali lagi Ibnu menaklukkan sirkuit Sentul dengan memecahkan rekor fastest lap di kategori QTT. Kawasaki Athlete 125cc hasil oprekannya sukses mengantarkan pembalap andalannya, Hadi Wijaya, menorehkan catatan rekor 1 menit 57,657 detik. Hadi bahkan nyaris memenangi lomba kalau saja tidak mengalami gangguan mesin di lap terakhir. Dengan deretan prestasinya itulah Ibnu lantas disebut-sebut sebagai begawan motor 4 tak Indonesia. Ia sangat piawai memodifikasi motor agar bisa berlari kencang di atas lintasan balap. Lelaki yang akrab dipanggil Pakdhe ini bahkan disejajarkan dengan Jeremy Burgess, tuner kondang kelahiran Australia yang telah mengantarkan tiga juara dunia MotoGP termasuk Valentino Rossi. Pasalnya, tak peduli motor merek apa yang dioprek, baik Ibnu maupun Burgess selalu berhasil mengantarkan pembalapnya menang. Dari keluarga guruTiga kali menorehkan rekor fastest lap di Sentul dengan dua pabrikan berbeda rasanya cukup untuk menggambarkan kehebatan seorang Ibnu Sambodo di dunia otak-atik motor. Tapi siapa sangka lelaki kelahiran 23 Mei 1974 ini justru berasal dari keluarga guru. “Mungkin darah mekanik saya berasal dari kakek. Kakek saya dulu pembuat alat penangkap ikan,” cerita Ibnu ketika saya temui di rumahnya pada 30 Mei 2009 dalam rangka liputan untuk Harian Jogja. Meski hidup di keluarga guru, namun Ibnu sudah akrab dengan dunia mekanik sejak kecil. Bila teman-teman sebayanya suka membeli mainan, anak ketiga dari tujuh bersaudara ini memilih membuat sendiri. Ia semakin akrab dengan dunia mekanik ketika akhirnya masuk ke jurusan teknik elektro UGM di tahun 1992. Sayang, penghasilan orang tuanya yang pas-pasan tak mampu menyokong kuliah Ibnu secara penuh. Alumnus SMA 3 Solo inipun berinisiatif mencari tambahan uang saku dengan menawarkan jasa servis motor. Pelanggan pertamanya adalah teman-teman kosnya sendiri. Yang menarik, waktu itu Ibnu malah belum punya motor sendiri. “Sampai sekarang saya masih heran, kok bisa teman-teman percaya motornya saya perbaiki. Padahal saya sendiri tidak punya motor,” katanya sambil tak pilih-pilih pelanggan. Ia juga tak pilih-pilih bayaran. Mau dibayar dengan uang oke, hanya diberi nasi bungkus juga ia terima. Alhasil, pelanggannya semakin banyak. Halaman kamar kosnya berubah jadi bengkel dadakan. Tentu saja hal ini menuai protes dari penghuni kos lain karena merasa terganggu. Ibnu Sambodo foto ekoMendirikan Manual TechTerlalu asyik dengan bengkelnya membuat kuliah Ibnu keteteran. Lelaki yang semasa SMP pernah menjadi pelajar terbaik se-Kabupaten Wonogiri ini akhirnya memilih keluar dari kampus. “Mungkin saya memang tidak cocok di dunia akademis. Saya cocoknya di dunia praktis,” ujarnya coba memberi alasan. Namun Ibnu tak mengingkari jika biaya menjadi alasan utama dalam pengambilan keputusan tersebut. Tak lama setelah itu, Ibnu mulai mengenal dunia balapan. Perkenalan tersebut boleh dibilang tidak disengaja. Kebetulan waktu itu salah seorang tetangga kosnya hobi balap motor dan Ibnu dipercaya mengotak-atik motor tunggangannya. Jadilah Ibnu semacam mekanik tak resmi dari tetangga kosnya tersebut. Seiring berjalannya waktu, kepiawaian Ibnu mengoprek motor semakin meningkat. Motor-motor yang ia pegang selalu menjadi yang tercepat. Namanya lantas semakin dikenal sebagai mekanik andal di kalangan pembalap. Sadar akan potensi yang ia miliki, Ibnu kemudian mendirikan tim mekanik yang ia namai Manual Tech. Di bawah bendera tim inilah Ibnu menjual jasa otak-atik motor kepada para pembalap. Dan hasil di atas lintasan menunjukkan betapa motor-motor oprekan Ibnu selalu dominan. Kecemerlangan Ibnu dan Manual Tech-nya memikat hati sponsor, di antaranya Suzuki. Pabrikan asal Jepang ini berniat mengajak Ibnu bekerja sama membentuk tim balap. Ibnu setuju. Maka lahirlah Suzuki Manual Tech yang mulai ikut balapan di musim 2000. Sepanjang 2000-2008, Suzuki berhasil mendominasi seluruh ajang yang diikutinya kendati tak selalu jadi juara. “Sampai sekarang saya masih heran, kok bisa teman-teman percaya motornya saya perbaiki. Padahal saya sendiri tidak punya motor.”–Ibnu Sambodo–Kini, bersama Kawasaki Ibnu tak memasang target muluk-muluk. Namun ia menegaskan kalau dirinya selalu berkeinginan untuk menjadi semakin baik dari tahun ke tahun. “Semua itu kan butuh proses, tidak ada hasil yang instan,” katanya mencoba berfilsafat. Ketika ditanya apa rahasianya sehingga bisa merajai dunia otak-atik motor, Ibnu hanya tersenyum. Lelaki beristri dokter ini kemudian bercerita, ia sudah suka membaca segala referensi seputar mesin sejak masih SD. Karena itu ia bisa menguasai seluk-beluk mesin dan fungsi masing-masing komponennya. “Saya belajar mesin bukan hanya pada kulit yang nampak, tapi juga bagaimana sebuah proses mekanik terjadi. Ini yang tidak dilakukan mekanik lain,” tambahnya. Di akhir pembicaraan, Ibnu menyampaikan harapannya pada dunia balap nasional. Ia berpendapat, sudah saatnya Indonesia mulai merintis ajang-ajang balap supersport. Selama ini yang ada hanya balapan motor bebek. Akibatnya pembalap nasional sukar menembus ajang balapan yang lebih bergengsi di tingkat internasional semacam MotoGP. “Contohnya Doni Tata. Karena di sini terbiasa balapan pakai motor bebek, begitu masuk GP ya keteteran,” pungkasnya. Untuk menularkan keahliannya mengoprek motor, Ibnu membuka sekolah mekanik yang diberi nama Manual Tech Course. Dengan sekolah ini Ibnu berharap dapat melahirkan banyak engine builder di Indonesia. Berbeda dengan mekanik biasa, engine builder bisa merancang, menganalisa, sekaligus mengembangkan mesin garapan mereka sendiri. Semoga harapan Pakdhe Ibnu Sambodo segera tercapai.
Siapa yang belum pernah mendengan naman ini? Manual Tech Yogyakarta. Atau Ibnu Sambodo, atau Pak Dhe Ibnu. Saya kira semua penggemar motor berperforma tinggi pasti mengenal sosok jenius Manual Tech dan Ibnu sudah melambung lebih dari 10 tahun dipercaturan balap nasional. Betapa tidak, ketika mekanik-mekanik lain terhipnotis dengan mesin 2 tak yang lagi booming. Pak Dhe tetap konsisten dan memilih mesin 4 tak sebagai mesin pilihan yang dikembangkan heran, di awal kemunculannya, Manual Tech ibarat pemain tunggal yang mendominasi jagad balap mesin 4 tak tanah air. Mirip OMR Manual Tech, karena apapun motor dan pembalapnya, podium 3 besar senantiasa dihuni oleh motor garapan persaingan mesin 4 tak menjadi acuan dan fokus pabrikan, ditambah lagi riset-riset impor menyerbu dalam negeri, konsistensi Ibnu menjaga teknologi dalam negeri tetap prestasi gemilang yang bisa ditilik dari catatan waktu tercepat di sirkuit Sentul ditorehkan dari setiap musim ketika Manual Tech berpindah pabrikan dari Suzuki dan menerima pinangan Kawasaki, kisah sukses itu menjadi fenomena menarik karena seolah keajaiban. Kawasaki yang notabene tak pernah sukses di tangan mekanik lain, menjadi momok mengerikan dalam tempo jelas-jelas kalah waktu pengembangan, serta pengalaman dan masih dalam proses mencari setting terbaik. Tetapi Ibnu Sambodo benar-benar membuktikan kejeniusannya menyulap motor dalam waktu apa rahasia sukses Manual yang begitu Fenomenal?Hmmm..santai dulu, kopi setengah gelas di depan Mototech mulai dingin.. nyeruput dulu ya...
ibnu sambodo dan mekanik jepang